My Story

 Your ATTITUDE determines your ALTITUDE -Unknown

Hal apa sih yang langsung terpikir waktu denger kata "Bali"? Wisata? Pantai? Budaya? Turis bule? Tapi itu semua jadi berbeda di masa pandemi seperti sekarang ini. Bali rasanya sepi, nggak banyak turis, toko-toko dan tempat wisata banyak yang tutup, udah nggak kayak Bali biasanya deh. Di akhir bulan Agustus, saya dan beberapa dosen dari tim inti pergi ke Bali untuk mengikuti training pengembangan Center for Integrated Coastal Zone Management (ICZM) Universitas Diponegoro (sekalian promosi biar terkenal soalnya baru, hihi). Awalnya, kami berencana untuk menjadwalkan pelatihan ini di Bali berhubung kantor pelatihan MDF Indonesia berada di sana. Namun karena adanya pandemi dan pembatasan aktivitas, sempat terpikir untuk mengalihkan menjadi pelatihan online . Tapi akhirnya, pelatihan tetap dilaksanakan secara tatap muka walaupun harus mundur dari jadwal semula. Yah, pasti akan sulit dan kurang rasanya kalau mengikuti pelatihan tidak langsung bertatap muka. Untungnya, aktivit...

Masa dimana saya menulis ini adalah di masa pandemi COVID-19, dimana masa itu merupakan waktu yang sulit bagi sebagian besar orang, dan mungkin akan menjadi masa yang dikenang di masa depan. Saya pun juga termasuk sebagian besar orang itu, yang merasa kondisi ini sulit karena keadaan sekitar menjadi berubah, harus beradaptasi dengan sistem baru, hal baru, dimana kita tidak lagi leluasa mengerjakan berbagai kegiatan seperti keadaan normal. Kondisi dimana beraktivitas di dalam rumah lebih baik daripada di luar rumah, bahkan menjadi anjuran pemerintah. Di awal masa-masa itu susah rasanya untuk beradaptasi. Saya yang seharusnya sudah ikut bergabung dan bekerja di suatu lab di universitas saya, terpaksa harus tertunda. Yang awalnya sudah merencanakan banyak hal di awal tahun 2020, menjadi harus berpikir ulang. Tetapi ada hal yang Tuhan sadarkan dalam diri saya. There is always thing to be thankful for. Selalu ada hal yang bisa disyukuri. Tuhan ternyata tidak tinggal diam...

Waktu menunjukkan hampir tengah malam, Engkau menggugahku seolah sangat mendesakku untuk membuka renungan pada malam itu. Aku menurut lalu membukanya. Ayat yang langsung mengena batinku, Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!   (Yeremia 17:7) juga pada ayat sebelumnya, Beginilah firman TUHAN: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh daripada TUHAN! (Yeremia 17:5) Jadi... orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati, dan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri malah jadi terkutuk? Aku sadar, beberapa hari itu aku sering sedih, khawatir, galau, dan akhirnya menangis. Aku cemas akan kehidupanku. Aku sedih karena aku gagal, keinginanku tidak tercapai. Di saat itulah Tuhan berbicara lewat firmanNya. Di saat itulah aku disadarkan, jika aku masih galau, khawatir, dan cemas berarti aku BELUM mengandalkan Tuhan. Aku berdoa kepada Tuhan minta aga...

Kalau mau lihat progress ,  jangan protes  ketika diproses  sama Tuhan credit: instagram @disayangbapa

Pot kecil untuk tanaman kecil, pot yang lebih besar untuk tanaman yang lebih besar. Seberapa sering kita meminta, menginginkan sesuatu, karena kita belum memilikinya? Memang itu hal yang wajar. Tapi, satu hal yang juga harus diingat sebelum menerima. Jika meminta hal besar, perbesar juga wadah penerimaannya. Karena akan menjadi sulit jika tanaman besar ditanam di pot kecil. Semuanya, tergantung kapasitas masing-masing. #perbesarkapasitas #selfreminder